Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Penyebab Kenaikan Harga Batubara

Pada Juli 2021 lalu, Harga Batubara Acuan (HBA) berada di angka US$ 115,35 per ton, menanjak jauh dari sebelumnya yang hanya US$ 15,02 per ton. Bahkan, angka HBA di bulan Juli tersebut sudah menjadi yang tertinggi, setelah hampir 10 tahun normal. Sebelumnya, HBA tertinggi pada angka US$ 116,65 per ton, yang terjadi di bulan November 2011.

Kemudian di bulan September 2021, HBA Indonesia sudah menyentuh pada angka US$ 150,03 per ton, yang diteruskan ke bulan Oktobernya menjadi US$ 161,63 per ton.

Mengapa Harga Batubara Naik?

Lantas, sebenarnya mengapa batubara terus meroket tajam hingga US$ 215,01 per ton pada November lalu? Inilah beberapa faktor yang memicu kenaikan harga batubara di dunia:

  1. Meningkatnya Permintaan Pasar Ekspor

Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara di Eropa seperti halnya di Belgia dan Perancis, membutuhkan banyak batubara. Salah satunya disebabkan karena harga gas alam yang semakin meroket.

Negara di kawasan Eropa boleh saja menjunjung tinggi budaya ramah lingkungan. Tetapi ketika batubara masih lebih ekonomis, maka bukan tidak mungkin akan terus “meminta jatah” ekspor untuk menghidupi pembangkit listriknya.

  1. Energi Baru Terbarukan (EBT) Belum Optimal

Dunia memang menggembor-gemborkan penggunakan bahan bakar non fosil yang lebih ramah lingkungan. Masih banyak rintangan dan PR pada pengembangan EBT. Seperti daya listrik yang dihasilkan yang masih intermiten dan harga listriknya pun yang relatif lebih tinggi dibandingkan olahan PLTU.

Maka dari itulah, batubara masih menjadi emas, untuk menghasilkan listrik dengan harga bahan bakar yang lebih ekonomis. PLTU besar di dunia masih beroperasi untuk memasok listrik di negaranya. Sebut saja Datang Tuoketuo, Cina, Taean dan Dangjin, Korsel, Taichung, Taiwan serta Belchatow, Polandia.

  1. Meningkatnya Harga Gas Alam untuk Pembangkit Listrik di Dunia

Harga batubara memiliki korelasi dengan harga gas alam. Ketika harga gas alam naik, biaya dari pembangkit listrik pun turut meningkat. Selain itu, ketersediaan gas alam pun mulai menipis yang nantinya semakin berkurang karena musim dingin yang terjadi.

Pembangkit listrik berbahan batubara hanya mengeluarkan biaya yang lebih sedikit daripada yang berasal dari bahan gas alam. Batubara menjadi opsi pertama karena lebih murah. Dari situlah, permintaan batubara merangkak naik, karena harganya yang semakin kompetitif.

  1. Pengurangan Emisi Global

Dari Research and Development ICDX menyampaikan jika desakan pengurangan emisi global di dunia semakin marak. Para pemerintah berlomba-lomba untuk mencapai target nol bersih pada emisi global. Secara tidak langsung, langkah tersebut menyebabkan investasi baru di dunia industri untuk menghasilkan bahan bakar fosil, seperti batubara, menjadi terbatasi.

Cina berkomitmen untuk mencapai netralitas dalam penggunaan karbon di tahun 2060 kelak. Sementara batubara adalah bahan bakar yang masih paling murah dan banyak digunakan sebagai pembangkit listrik dunia. Dunia kekurangan produsen batubara, padahal permintaan tak henti meningkat dan persediaan yang semakin berkurang.

  1. Meningkatnya Permintaan Cina terhadap Batubara

Aktivitas di Negara Panda sedang tinggi-tingginya, terutama ketika menjelang perayaan Tahun Baru Imlek serta pada musim dingin. Di samping itu, Cina membutuhkan batubara dalam jumlah yang banyak. Tidak sebanding dengan kemampuan produksinya.

Tetapi di sisi lain, pemerintah Cina malah menghentikan produksi batubara dalam negeri. Tak hanya itu, mereka juga menutup tambang batubara. Di tahun 2021, permintaan batubara di Cina diproyeksikan meningkat sampai 9%.

  1. Supply dan Demand

Beberapa faktor supply seperti cuaca (kondisi) alam, perkara teknis di pertambangan, kebijakan negara supplier dan masalah teknis supply chain (kereta, loading terminal, atau pun tongkang). Sedangkan faktor demand di antaranya kebutuhan listrik, kebijakan impor, kondisi industri dalam negeri serta adanya kompetisi dengan komoditi energi lainnya, seperti hidro, nuklir dan sebagainya.

Kedua faktor tersebut secara langsung maupun tidak, ikut andil dalam pergerakan harga batubara. Contohnya saja ketika musim dingin melanda, maka produksi batubara pun bisa terganggu. Termasuk ketika kebijakan negara supplier terkait ekspor batubara, maka imbasnya akan langsung ke pasokan dan kenaikan harga.

  1. Pelonggaran Penggunaan Batubara

Dunia masih melonggarkan penggunaan batubara, meskipun telah menjadi penyumpang terbanyak dalam emisi gas rumah kaca. Akan tetapi, batubara masih menopang 40% kehidupan listrik di dunia. Di Indonesia saja, sekitar 70% pembangkit listrik di Pulau Jawa, masih menggunakan bahan bakar batubara.

Nantinya, ketika iklim produksi batubara di berbagai negara meningkat, maka pasokan bisa normal lagi. Tetapi jika tidak, maka bukan tidak mungkin, harga batubara terus meroket karena pasokan menipis dan jumlah produsen yang sedikit.

  1. Pemulihan Pasca Pandemi Covid-19

Sejak virus corona (covid-19) menyerang tahun 2020 lalu, perekonomian negara di dunia banyak yang tumbang. Para pemerintah negara di dunia pun memilih opsi lockdown di wilayah kekuasaannya masing-masing. Sembari menumpas virus secara perlahan, pemerintah mulai membenahi perekonomian yang berjatuhan.

Ketika ekonomi global mulai pulih, aktivitas pun mulai berjalan normal bersama sang virus, sehingga permintaan batubara turut meningkat. Di tahun 2021 saja, pembangkit listrik tenaga batubara diproyeksikan oleh International Energy Agency (IEA) mengalami peningkatan sebanyak 9% dari tahun 2020 yaitu menjadi 10,35 Terawatt Hours (TWh).

  1. Kebijakan Pemerintah Indonesia

Meskipun menjadi eksportir utama batubara di dunia, Presiden Jokowi sempat memberikan kebijakan yaitu melarang ekspor pada awal tahun 2022 ini. Hal tersebut dilakukan lantaran pasokan batubara dalam negeri mulai menipis. Padahal, eksportir batubara Indonesia terbesar adalah Cina, India dan Jepang.

Adanya kebijakan pemerintah Indonesia, membuat pasokan batubara dunia semakin kolaps. Menanggapi hal tersebut, ada 2 negara yang langsung mendesak pemerintah Indonesia untuk mencabut larangan ekspor batubara yaitu Korea Selatan dan Jepang.

Dengan beragam alasan di atas, harga batubara mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan tersebut kemungkinan akan terus terjadi selama ketergantungan pada batubara tidak dikurangi. Sebab batubara adalah sumber energi yang tidak dapatdiperbarui. Jika terus menerus dikeruk pasti akan habis.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang penyebab kenaikan harga batubara, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa itu Penentuan Harga dengan Price Skimming?
Harga Minyak Minus, Apa Faktor dan Bagaimana Sejarahnya Terjadinya?
Pentingnya Stabilitas Harga Bagi Masyarakat dan Negara
Aturan 2 Persen dalam Harga Sewa Properti
Mengapa Uang Kuliah Naik Terus?
Mengapa Harga Obat Bermerek Lebih Mahal?
Apa itu Premium Pricing? Definisi Premium Pricing
Penyebab Krisis Energi di Inggris
Apa Penyebab Inflasi?
Mengapa Bisnis Kecil Rentan Untuk Gulung Tikar? Berikut Penyebabnya!


Bagikan Ke Teman Anda