Apa itu Bottom Line?
Dalam dunia manajemen bisnis istilah Bottom Line seringkali digunakan untuk mendefinisikan hal yang berbeda. Dalam manajemen, istilah ini dapat digunakan untuk mendefinisikan karyawan yang bergerak langsung dalam proses produksi seperti staff marketing, staff produksi dan manajer yang menaungi karyawan karyawan tersebut. Akan tetapi istilah Bottom Line juga seringkali dimaksudkan untuk merujuk kepada pendapatan bersih (net income) yang tercantum dalam laporan laba rugi perusahaan.
Daripada berfokus pada terminologi pertama, artikel ini akan berfokus pada terminologi kedua. Karena terminologi kedua adalah hal yang sangat penting untuk anda ketahui jika anda merupakan seorang Investor baik Investor yang menggunakan jasa broker atau tidak.
Top Line vs. Bottom Line
Saat ingin menjajaki dunia investasi atau ingin berinvestasi ke sebuah perusahaan tertentu, alangkah lebih baik jika anda memeriksa laporan keuangan perusahaan tersebut daripada hanya melihat trend harga saham atau obligasi perusahaan tersebut di bursa efek. Tindakan ini perlu anda lakukan agar anda tahu kondisi fundamental perusahaan tersebut.
Salah satu hal yang perlu anda periksa adalah laporan laba rugi atau income statement. Laporan ini dapat anda temukan dalam neraca lajur (balance sheet).
Laporan laba rugi adalah laporan perbandingan total pendapatan perusahaan (total revenue) yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa dengan berbagai beban atau biaya yang harus ditanggung perusahaan. Beban atau biaya ini selain mencakup biaya variabel (variable cost) seperti bahan baku (raw materials) dan biaya gaji (wage) juga mencakup biaya tetap (fixed cost) seperti biaya sewa gedung atau kendaraan dan biaya lain lain seperti pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Dalam hal ini, istilah Top Line digunakan untuk mendeskripsikan total pendapatan (total revenue) sebelum dikurangi beban. Sedangkan Bottom Line dipakai untuk mendeskripsikan pendapatan bersih (net income) alias pendapatan setelah dikurangi beban.
Yang perlu anda ingat disini adalah istilah Bottom Line seharusnya dipakai untuk merujuk pada pendapatan bersih setelah dikurangi semua beban termasuk beban pajak, beban depresiasi dan beban amortiasasi (EBITDA). Jika ada Broker atau pihak lain yang menjelaskan bahwa Bottom Line dari sebuah emiten masih belum dikurangi biaya tersebut diatas, maka harusnya anda menggali lebih lanjut mengenai hal ini agar anda mendapatkan informasi yang lebih lengkap lagi.
Hubungan Top Line dan Bottom Line
Hubungan antara Top Line (total pendapatan hasil penjualan) tidak selalu berbanding lurus dengan Bottom Line (net income). Artinya peningkatan Top Line dalam hal ini adalah total pendapatan hasil penjualan tidak selalu meningkatkan Bottom Line alias laba bersih (net income). Bisa jadi penjualan perusahaan meningkat namun pedapatan bersih perusahaan tersebut justru menurun.
Hal ini bisa jadi disebabkan oleh banyak hal seperti:
- Perusahaan memang baru melakukan ekspansi dengan merilis produk baru yang masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat;
- Perusahaan salah dalam merumuskan dan menerapkan strategi operasi yang baru;
- Perusahaan perlu melakukan restrukturisasi biaya/beban sehingga mengurangi biaya biaya yang tidak digunakan secara efisien dan lain lain.
Tetapi, meskipun demikian adakalanya juga peningkatan penjualan dan pendapatan (Top Line) membuat laba bersih (Bottom Line) meningkat atau stagnan. Sebab hal hal seperti ini sangat dipengaruhi oleh strategi perusahaan terkait dan kondisi sosial ekonomi di tempat perusahaan tersebut beroperasi.
Informasi informasi terkait hal ini tidak akan anda temukan jika anda membaca income statement saja. Sehingga anda perlu membaca laporan perusahaan secara keseluruhan.
Kegunaan Bottom Line
Bottom Line sebuah perusahaan dapat digunakan untuk berbagai hal berikut ini:
- Membayar dividen untuk para pemegang saham. Bagian dari laba bersih perusahaan yang digunakan untuk hal ini disebut Earning per share (EPS);
- Menjual saham baru di bursa efek;
- Membeli kembali saham yang lama;
- Di masukkan kedalam laporan keuangan berikutnya dalam bentuk retained earning dan digunakan untuk mengembangkan produk produk baru dan lain lain;
Demi memiliki hasil investasi yang bagus, anda perlu mempertimbangkan kegunaan kegunaan Bottom Line diatas. Hal ini dilakukan supaya anda tidak salah dalam mengestimasi EPS, the Price to Earning Ratio atau rasio perbandingan antara harga saham dan pendapatan dan the Price to Earning Growth atau pertumbuhan rasio perbandingan antara pendapatan dan harga saham dari satu periode ke periode yang lain.
Tetapi melihat performa perusahaan berdasarkan Bottom Line saja tidak cukup. Karena Bottom Line hanya merepresentasikan keuntungan dalam bentuk bilangan dan tidak menyertakan alasan mengapa terjadi perubahan pada bilangan tersebut.
Oleh karena itu kiranya tetap perlu bagi anda selaku Investor untuk membaca financial report dari sebuah perusahaan secara keseluruhan. Atau ketika Annual Report perusahaan tersebut telah terbit anda bisa membacanya juga. Sebab di dalam kedua laporan tersebut terdapat informasi informasi penting terkait perubahan laba bersih perusahaan yang perlu anda gunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Penting bagi Investor untuk mengetahui laporan laba rugi (income statement) dari perusahaan yang dia inginkan. Sebab mengetahui hal tersebut adalah bagian dari mengetahui aspek fundamental sebuah perusahaan.
Bottom Line dan Top Line adalah dua bagian yang tidak terpisahkan dari laporan laba rugi (income statement). Meskipun kadang tak seiring sejalan, mengetahui definisi Bottom Line dan Top Line adalah sebuah keharusan untuk menciptakan sebuah investasi yang menguntungkan.
Artikel Terkait
- Apa Itu Perilaku Konsumen?
- Cara Mendapatkan Pelanggan Untuk Bisnis Baru
- Apa Itu Capital Gain?
- Apa Itu Nilai Intrinsik?
Demikianlah artikel tentang apa itu bottom line, semoga bermanfaat bagi Anda semua.