Mengenal 5 Jenis Arisan, Mana yang Jadi Favorit Anda?
Pernahkah anda mengikuti arisan? Arisan merupakan aktivitas yang sering ditemui di masyarakat, mulai dari lingkup keluarga, RT, RW, sekolah, hingga komunitas dan perkantoran. Arisan tidak lagi identik dengan perempuan, karena dapat diikuti oleh siapa saja, tanpa memandang usia.
Arisan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengumpulkan sejumlah uang secara teratur pada tiap periode tertentu. Masing-masing anggota berhak menjadi pemenang atau mendapatkan uang tersebut, dengan cara diundi atau bergantian.
Minat masyarakat yang tinggi terhadap arisan memunculkan banyak jenis arisan sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Apa saja jenis arisan yang sering diadakan di masyarakat? Berikut penjelasan 5 jenis arisan:
- Arisan konvensional
Arisan konvensional adalah yang paling banyak dijumpai di masyarakat. Cara bermainnya cukup mudah, cukup mengumpulkan sejumlah orang dan menentukan jumlah iuran tertentu pada suatu periode tertentu.
Setelah uang arisan terkumpul, dilakukan pengocokan seluruh nama anggota. Nama anggota yang keluar dari kocokan akan menjadi pemenang yang berhak untuk mendapatkan uang pada periode tersebut.
Sistemnya tidak selalu harus kocokan. Ada juga yang menggunakan penomoran di mana urutan nomor diundi terlebih dulu.
Arisan konvensional memiliki kelemahan, yaitu kurang memperhatikan tingkat kebutuhan anggota. Pemenang belum tentu anggota yang paling membutuhkan uang. Kelemahan kedua, pemenang di awal periode lebih diuntungkan karena mendapatkan pinjaman tanpa bunga, sedangkan pemenang di akhir periode seperti dirugikan karena memberi pinjaman tanpa bunga.
- Arisan lelang
Arisan lelang biasa disebut arisan tembak. Arisan ini melelang pemenangnya tanpa dikocok atau diundi seperti arisan konvensional.
Mekanismenya, di periode pertama akan dilelang pemenang pertama yang otomatis menjadi ketua arisan. Tugasnya bertanggung jawab untuk mengumpulkan uang dari semua anggota dan memberikan talangan bagi anggota yang gagal bayar. Pada periode berikutnya, pemenang akan dilelang untuk anggota yang sedang membutuhkan uang.
Untuk lebih mudah memahami, begini ilustrasinya. Ada 10 anggota dengan uang iuran masing-masing sebesar Rp 500 ribu. Pada periode pertama, ketua arisan sebagai pemenang pertama akan mendapat uang penuh sebesar Rp 5 juta.
Pada periode kedua, ada 2 anggota yang sedang membutuhkan uang maka akan diadakan lelang untuk menentukan pemenangnya. A dan B diminta untuk menuliskan nilai lelang. Misalnya A menawarkan Rp 50 ribu, dan B menawarkan Rp 100 ribu. B menjadi pemenang lelang karena memberikan penawaran tertinggi.
Anggota lain yang belum menang hanya wajib menyetor sebesar Rp400 ribu. Jadi B bisa membawa pulang terlebih dahulu namun uangnya tidak penuh sebesar Rp 5 juta. Begitu seterusnya sampai periode berakhir.
Ide lelang ini muncul karena kelemahan dari arisan konvensional. Arisan lelang lebih memperhatikan tingkat kebutuhan anggota dan juga menguntungkan bagi pemenang terakhir karena ia menerima uang secara penuh, meski tidak membayar iuran secara penuh setiap bulannya.
- Arisan sistem gugur
Arisan sistem gugur juga mengumpulkan uang dalam jangka waktu tertentu, namun bedanya anggota yang telah menang tidak diwajibkan lagi membayar setoran atau disebut sudah gugur.
Biasanya arisan ini memenangkan nominal uang yang besar atau berupa barang, seperti sepeda motor, alat rumah tangga, barang elektronik, hingga properti. Mekanismenya adalah sejumlah orang menetapkan nominal iuran tiap bulan serta jangka waktunya. Misalnya dengan iuran Rp 1 juta selama 36 bulan. Pengundian bisa dilakukan setiap bulan, 3, atau 6 bulan sesuai kesepakatan bersama.
Setiap pengundian akan ada pemenang yang berhak mendapatkan uang atau barang, dan setelahnya dianggap gugur atau tidak diwajibkan membayar iuran lagi. Pemenang terakhir akan mendapatkan uang atau barang ditambah bonus sejumlah tertentu.
- Arisan sistem menurun
Arisan sistem menurun menggunakan nominal iuran yang tidak sama antar anggota. Nominal iuran ini ditentukan sesuai urutan pemenang. Pemenang pertama akan memiliki iuran yang terbesar, dan akan berhenti membayar iuran begitu mencapai nominal tertentu.
Misalnya, arisan diikuti oleh 5 orang dengan urutan setoran sebagai berikut:
-
- A: Rp 150 ribu
- B: Rp 125 ribu
- C: Rp 100 ribu
- D: Rp 75 ribu
- E: Rp 50 ribu
Dari urutan diatas, pemenang pertama adalah A, kemudian B, dan seterusnya. Setiap anggota akan berhenti menyetor iuran ketika mencapai Rp 500 ribu.
- Arisan online
Yang terbaru, arisan online dijalankan melalui media sosial. Karena online, antar anggota mungkin tidak saling mengenal. Anggotanya juga bisa sangat banyak, dan hasilnya yang cukup fantastis.
Sistem yang digunakan ada yang konvensional, atau lelang. Namun hati-hati, arisan online cukup berisiko dan rawan penipuan. Tidak sedikit yang tertipu karena tergiur iming-iming hasil yang besar.
Demikian penjelasan mengenai 5 jenis arisan yang ada di masyarakat. Arisan sebenarnya kegiatan yang bermanfaat. Selain mendekatkan yang jauh, juga bisa menjadi salah satu cara menabung. Apapun mekanisme, sebaiknya pilih yang lebih aman dan sesuai dengan kemampuan.
Artikel Terkait
- 5 Fakta tentang Intrapreneurship
- Rumus Rasio Kecukupan Modal dan Cara Menghitungnya
- Rumus Pendapatan Per Kapita, dari Pengertian Hingga Cara Menghitungnya
- Perbedaan Omzet dan Profit
Demikianlah artikel tentang jenis-jenis arisan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.